Tantangan Menyusui Saat Anak Baru Lahir dan Berujung Masuk NICU


Selamat Pekan Menyusui buat semua ibu yang masih berjuang untuk menyusui.

Masih ingat kira-kira 9 bulan yang lalu.
Setelah berjuang diinduksi selama 16 jam, akhirnya aku melahirkan anak laki-laki pertamaku di salah satu rumah sakit ibu dan anak di daerah Menteng.
Melihat wajahnya yang mungil dan lucu, rasa sakit yang aku rasakan selama 16 jam hilang seketika.

Namun ternyata perjuangan tidak berakhir sampai di situ.
Pada kenyataannya, justru itu adalah titik awal dari perjuangan sebagai mama.
Setelah melahirkan, aku merasa belum menjadi mama yang sempurna, karena ASIku belum keluar.

Walaupun kenyataanya dokter dan paramedik mengatakan hal itu adalah biasa dan sering terjadi pada mama yang baru melahirkan anak pertama.

“Tidak apa-apa Ma kalo ASI nya belum keluar, itu wajar terjadi Ma ketika melahirkan anak pertama. "

"Tenang Ma, bayi membawa cadangan makanan hingga 3-4 hari setelah dilahirkan."

Dalam ilmu kedokteran sebutan untuk cadangan makanan yang dibawa oleh bayi adalah Jaringan Lemak Cokelat atau Brown Adipose Tissue.

"Mama tenang ya, yang penting sekarang mama banyak minum yang berkuah-kuah dan makan makanan yang bergizi dulu ya, ga boleh stress ya Ma kalau jadi ibu menyusui.”

Kurang lebih begitulah kalimat penenang yang disampaikan oleh dokter dan paramedik supaya saya tidak panik.

Namun sebagai mama baru yang takut terjadi sesuatu kepada anak, tetap saja aku stress karena banyaknya tekanan yang dihadapi, diantaranya:
  • ASIku baru keluar pada hari ketiga setelah melahirkan, sementara sejak hari kedua Rohael sudah mulai kuning dan menangis terus karena kehausan. Saat itu dokter masih mendukung untuk tidak memberikan Susu Formula (SUFOR) jadi  aku pun masih tetap pada komitmenku untuk tidak memberikan Rohael sufor.
  • Puting lecet menjadi salah satu pemicu yang membuat aku menjadi stress, karena dokter dan paramedik menyuruhku untuk menyusui per 2 jam sekali sementara aku maunya tidak menyusui karena putingku lecet dan sakit saat menyusui. Semua ibu baru pasti tau rasanya seperti apa.
  • Tekanan dari sekitar yang memaksa untuk memberikan susu formula kepada Rohael juga menjadi trigger yang membuat aku semakin stress.
Namun masalah pasti berlalu, pada hari ketiga akhirnya ASIku keluar, yang saya lakukan saat itu :
1.     Pijat laktasi 
2.     Malam kedua saya minum susu kedelai sebanyak 2 liter dengan harapan ASI keluar. Dan Puji Tuhan ternyata keluar.
3.     Dokter memberikan aku resep untuk mengurangi puting lecet namanya Bephanten Nappy Care Ointment. Sebenarnya dibungkus produknya, krim ini diperuntukkan untuk ruam popok tapi karena menurut dokter bisa dipakai untuk mengatasi puting lecet. aku memakainya dan memang benar, produknya ampuh. Bahkan sampai sekarang aku kadang masih menggunakannya untuk mengatasi gigitan serangga di kulit Rohael.
Setelah ASIku keluar, dokter mengijinkan kami pulang. Namun kondisi Rohael saat itu masih kuning. Tapi karena menurut dokter jumlah bilirubin Rohael masih dalam batas toleransi, jadi sudah bisa dibawa pulang dan tidak perlu di sinar, dengan catatan Rohael harus disusui setiap 2 jam sekali. Rohael sudah rumah 2 hari dan aku merasa sudah  melakukan apa yang diinstruksikan oleh dokter dan paramedik, tetapi keterampilan menyusuiku yang masih sangat kurang dan kondisi Rohael yang belum pintar menyusu membuat Rohael menjadi dehidrasi dan hal itu baru disadari oleh aku dan suami setelah Rohael benar-benar sudah tidak mau menyusu dan bawaannya tidur terus.

Hari itu tepat hari Minggu, umur Rohael baru 5 hari, durasi Rohael menyusu mulai sebentar, hanya 2-3 menit kemudian tidur. hal itu terjadi sepanjang pafi sampai soresekitar jam 3an. Hingga mulai dari jam 5 sore sampai jam 9 malam Rohael tidur terus, baru aku dan suami mulai merasa aneh, dan memaksa Rohael bangun yaitu dengan cara melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) seperti awal-awal Rohael lahir. Setelah Rohael bangun, kami memberikan dia ASI perah (ASIP), dan tidak lama kemudian dia mengeluarkan semua kotoran mekonium dari dalam perutnya dengan jumlah yang sangat banyak dan membuat Rohael menjadi sangat lemas karena kurangnya asupan ASI yang dia minum pada hari itu, itu terlihat sekali dari tatapan matanya. Kami berdua panik, karena tatapannya sudah membuatku berpikir yang aneh-aneh, tanpa pikir panjang lagi, aku dan suami buru-buru membawa Rohael ke rumah sakit yang paling dekat dengan rumah. Sesampainya di rumah sakit, kami membawa Rohael ke IGD dan minta tolong ke dokter jaga untuk segera menangani Rohael. setelah diperiksa ternyata Rohael mengalami dehidrasi dan harus diinpus. 

Melihat anak baru umur 5 hari diinfus rasanya hati ini tercabik-cabik. Rasanya ingin menggantikan posisinya.  Karena tidak ada pilihan lain, malam itu Rohael dirawat di NICU sementara aku dan suami disuruh pulang dan istirahat di rumah supaya asiku tetap keluar. Rasa bersalah karena kurang aware akan keadaan anak, membuat aku semakin semangat pumping supaya Rohael cepat pulang dari rumah sakit. Untuk sementara saat itu Rohael dibantu dengan asupan susu formula.

Setelah dirawat 2 hari di NICU, akhirnya Rohael bisa dibawa pulang ke rumah. Jujur kejadian ini membuat aku trauma dan sempat tidak mau menyusui Rohael secara langsung. Karena kalau menyusui secara langsung, aku tidak tahu berapa banyak ASI yang diminum oleh Rohael. Akhrnya, aku dan suami memutuskan untuk memberikan Rohael ASI perah melalui botol susu setiap dua jam. 

Mungkin kalau aku menjalani sendiri, proses mengASIhi Rohael sejak dia baru lahir, aku tidak akan kuat. Terimakasih untuk suami yang menjadi papa ASI untuk Rohael. Sepulangnya Rohael dari rumah sakit, aku dan suami ganti shift untuk memberikan Rohael ASIP. Dan memang benar, solusi paling dibutuhkan oleh mama menyusui adalah peran suami. Karena peran suami yang sangat membantu ketika  Rohael baru lahir, aku tidak mengalamii yang namanya postpartum depression syndrome atau baby blues.

Saat ini Rohael sudah mau memasuki umur 10 bulan. Puji Tuhan dia sehat dan aku masih mengASIhi dia sampai saat ini. 



Beberapa di bawah ini adalah solusi yang aku lakukan sebagai ibu menyusui  untuk menjaga produksi asiku :
  • Makan makanan yang sehat dan bergizi serta minum air putih yang cukup.
  • Memompa ASI rutin per dua jam sekali. ini aku lakukan 3 bulan pertama setelah anak lahir. Berubah ke 3-4 jam sekali setelah masuk kerja. Dan aku lakukan sampai sekarang.
  • Power pumping. Teknik ini baiknya dilakukan di antara  pukul 00.00 -05.00 dini hari. karena pada jam-jam itu tubuh kita memproduksi lebih banyak hormon proklaktin dan oksitoksin dibandingkan dengan jam yang lainnya. Biasanya power pumping aku lakukan rutin setiap hari ketika asiku mulai seret.
Note buat para Mama:
1. Supaya lebih aware pada bayi kita, supaya tidak kejadian seperti anak saya.
2. Menyusui per 2 Jam itu adalah WAJIB. 



Comments